Rabu, 03 April 2013

5 Tips Sukses Budidaya Ikan Lele.


Ikan lele, siapa yang tak kenal ikan ini, ikan ini sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara, hidup di air tawar. Ikan ini memang banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak jika digoreng atau di bakar. Oleh karena kelezatannya, ikan ini sering kali dibudidayakan dan memang sangat menguntungkan. Sahabat KlikPintar, sebelum kita pelajari cara budidaya ikan lele terlebih dahulu kita simak syarat hidup ikan lele berikut ini :

  1. 1. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20 derajad Celcius dengan suhu optimal antara 25 sampai 28 C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26 sampai 30*C dan untuk pemijahan 24-28*C.

  2. 2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan lele.

  3. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup walaupun kondisi airnya buruk, keruh, kotor dan hanya mengandung sedikiy sekali zat O2 (oksigen)

  4. Perairan yang baik adalah banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir

  5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup (jangan menanam terlalu banyak enceng gongok)

  6. mempunyai tingkat pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan o2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter.


5 Tips Sukses Budidaya Ikan Lele

Setelah kita ketahui syarat hidup yang dibutuhkan untuk budidaya ikan lele, setelah hal tersebut dipenuhi maka kita bisa memulai budidaya ikan lele. Berikut ini tipsnya :

1. Kenali Ikan Lele yang akan kita budidayakan

Kenali dahulu ikan lele yang anda budidayakan, jenis makanannya dan juga jenis ikannya. Ini penting dipahami sebelum melakukan budidaya ikan lele.

2. Persiapkan Kolam Ikan Lele

Persiapkan Lahan untuk Kolam.  Kemudian Keruk sedalam minimal 50 cm. Setelah lahan tanah untuk kolam sudah dikeruk, buat rangka untuk terpal kolam ikan lele bisa menggunakan bambu atau rangka khusus terpal.  Pastikan posisinya presisi dengan kerukan tanah tersebut. Persiapkan terpal dan masukkan kedalam kerukan kolam ikan lele tersebut. Pasang terpal secara hati-hati dan pastikan supaya terpal tidak bocor. Selanjutnya apabila sudah memastikan terpal terpasang dengan baik di kolam yang sudah dikeruk, masukkan air dan ikan lele tentunya.

3. Persiapan Air Kolam

Persiapan air kolam ini juga wajib dan berperan sangat penting, karena banyak penyakit dan tingginya angka kematian ikan lele yg penyebabnya karena kondisi air yang tidak memenuhi syarat, misalnya PH airnya, banyak pengusaha ternak ikan lele hanya sebatas mengetahui saja bahwa PH yang baik uutuk ikan lele adalah antara 7 s/d 8, tapi tidak menerapkannya. Hal ini sangat merugikan, khususnya dalam usaha budidaya ikan lele, jangan menebar benih ikan lele dengan kondisi PH yang belum memenuhi syarat, sebaiknya gunakan alat pengukur PH agar tepat. Air bisa memakai air dari sumber manasaja, dengan syarat kadar besi rendah. Kalau air PAM wajib diendapkan dulu 1-3 hari, supaya koporit menguap.

4. Pemberian Pakan

Tata cara pemberian pakan ikan lele di budidaya ikan lele sangatlah penting, karena pemberian pakan ikan lele yang salah bisa mengakibatkan pemborosan juga bisa juga membuat ikan lele menjadi mati.

5 Pengambilan & Penebaran Indukan atau Bibit Ikan Lele

Proses pengambilan & penebaran indukan atau bibit ikan lele di budidaya ikan lele harus dilakukan dangan benar, belilah benih yang baik ditempat yang sudah terpercaya. Setelah itu proses pengiriman indukan juga harus dangan cara-cara yang benar, dan lepaskan benih ikan dengan cara yang benar ke dalam kolam. Pada tahap pembenihan juga ada proses penyortiran, bibit lele yang sudah disortir sesuai dengan ukurannya akan dijual atau dimasukkan kedalam kolam pembesaran benih selanjutnya. Para pembudidaya ikan lele biasanya melakukan proses puasa pada benih lele sebelum melakukan penyortiran, hal ini juga dilakukan oleh pembudidaya ikan lele pada segmen pembesaran, para pembudidaya ikan lele di segmen pembesaran biasanya tidak langsung memberi makan pada bibit lele yang baru ditebar selama setengah hari, bibit lele yang ditebar & langsung diberi pakan lebih rentan terserang penyakit & mengalami kematian.

Nah itu tadi bahasan tentang tips sukses budidaya ikan lele semoga bermanfaat.

Read More..

BUDIDAYA LELE ORGANIK DENGAN RAN / FESES KELINCI



Budidaya lele organik masih tergolong baru sehingga belum populer di masyarakat,walau Lele masih menjadi makanan favorit di masyarakat. Namun kebanyakan yang beredar, mengandung residu akibat pemakaian bahan kimia yang tinggi. “Berbeda, kalau organik sudah bebas zat kimia,”. Sementara ditilik dari segi gizi, lele organik tingkat kolestorelnya lebih rendah karena mengandung asam lemak tak jenuh.
Abdul Kohar, 48, petani lulusan Teknik Nuklir, Universitas Gajah Mada, adalah salah satu petani Banyuwangi, yang merupakan pelopor pengembangan budidaya lele organik dengan konsep mengadopsi pola hidup lele di alam bebas, dimana media hidup dan pakannya berasal dari bahan organik.sehingga berbeda dengan budidaya lele nonorganik, biasanya dilakukan tanpa perlakuan khusus dengan pakannya berasal dari pabrikan (pelet) dan Hasilnya tentu saja berbeda. Ukuran lele organik ternyata lebih panjang, antara 25-30 centimeter dibandingkan lele biasa. Warna lele organik kemerah-merahan, terutama di bagian sirip dan insang. “Lele biasa warnanya sedikit lebih hitam, Lele organik juga lebih menonjol dalam hal rasa. Tekstur daging lebih kesat, kenyal, dan gurih, hampir menyamai rasa lele yang hidup di alam bebas. “Dan tentunya, lebih sehat.”
Di belakang rumahnya, Jalan Temuguruh, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, ia membikin 12 kolam berukuran masing-masing 3,5 meter x 4 meter untuk membudidayakan lele organik sejak masih benih hingga siap konsumsi. Hanya cukup diberi pakan kotoran hewan yang dicampur air dan tetes beserta enzim bakteri silanace untuk mempercepat proses penguraian kotoran. Selang tujuh hari kemudian akan menghasilkan banyak plankton yang menjadi makanan utama lele. Keuntungan lainnya, air di dalam kolam lele tidak menghasilkan bau busuk seperti halnya lele non organik. Sehingga ia tak perlu repot mengganti air dalam kolam. “Menghemat biaya dan tenaga,” Dan sisa air dalam kolam lele ternyata masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Saat ini pakan ikan lele yang berupa pellet, dipasaran mengalami kenaikan dari harga 6.000 rupiah per kilogram menjadi 8.000 rupiah per kilogram. Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, jika menggunakan pakan pellet menghabiskan pakan 1 ton, dalam 1 kilogram ikan lele yang diberi pakan pelet berjumlah antara 8 hingga 9 ekor, sedangkan yang diberi pakan organik 7 hingga 8 ekor. Saat ini harga ikan lele di pasaran mencapai 14.000 rupiah per kilogram.
Beternak lele organik tidak terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, karena biaya Budidaya lele yang paling dominan adalah pakan, sedang lele organik pakan praktis tidak perlu membeli, demikian pula dengan tenaga kerja saat pemeliharaan tidak diperlukan lagi, polusi bau tidak sedap tidak terjadi, sisa air kolam masih bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Biaya Investasi :yang perlu disiapkan tidak terlalu banyak karena pemeliharaan lele biaya yang paling dominan adalah pakan
Perkiraan harga terpal ukuran 5X7 Rp. 600.000
Ditambah pembelian bambu dengan tenaga kerja pengerjaan atau ongkos gali kolam + batu merah
Biaya Budi daya :
Benih jenis Dumbo Sangkuriang ukuran 7,8 mm Rp. 250/ekor
Kotoran kelinci, Tetes, Enzim Bakteri Silanace harga Rp. 25.000 /Liter untuk 500 Kg kotoran sapi.
Hasil :
Usia 70 hari panen dengan ukuran 1 Kg isi 8-9 ekor, harga partai 1 Kg lele Rp. 11.000. dan sisa air kolam bisa dijadikan pupuk.
CARA PEMANFAATAN FESES KELINCI UNTUK PAKAN IKAN LELE
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1. Kotoran kelinci, basah atau kering
2. Tetes tebu / molase / gula
3. Fermentor (EM4, Prodecom, dll)
APLIKASI FESES KELINCI UNTUK PAKAN IKAN LELE
Tebarkan kotoran kelinci secara merata di dasar kolam dengan perbandingan 500 kg untuk 1000 ekor bibit lele, lalu isi kolam dengan air tanah sampai dengan ketinggian 10 cm dari permukaan kotoran kelinci.
Campurkan fermentor dengan molase dengan perbandingan 1 lt fermentor, 2 lt molase dan 10 lt air sampai merata
Biarkan selama 2 jam agar bakteri menjadi aktif
Masukkan campuran fermentor, molase dan air tanah ke dalam kolam secara merata supaya proses fermentasi sempurna, dan biarkan selama 7 hari.
Setelah 7 hari, kolam diisi air sampai batas maksimal, lalu dibiarkan selama 3 hari
Setelah semua proses dilakukan, masukkan bibit ikan lele ukuran 7/9 ke dalam kolam dengan perbandingan 1 m2 untuk 250 – 300 ekor bibit.
Pada saat memasukkan bibit ikan lele, jangan lupa melakukan aklimatisasi selama kurang lebih 2 jam
Bila semua prosedur sudah dilakukan, maka 70 hari kemudian akan bisa panen ikan lele
Selamat mencoba dan semoga sukses

Read More..

Membuat Pakan alternatif untuk budidaya ikan lele


Hasil gooling,,, lumayan buat dijadikan reperensi!! smoga bermanpaat
PAKAN 1
Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari :
1. Dedak halus (bekatul) 20%,
2. Ampas tahu 20%,
3. Menir atau jagung giling 20%,
4. Ayam broiller mati/ ikan rucah 35%,
5. Tepung tapioka 5%
6. Vitamin C serta B Complex.
7. Kuning telur

Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat. Adonan dibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa burayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi protein hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan ditambah kuning telur. Telur-telur ini pun merupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telur ayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15%.

Pakan berupa "kue kukus" tersebut bisa tahan disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu. Hingga produksi pakan yang sangat merepotkan ini bisa dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari sekali atau sesuai dengan kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau kolam. Tampah, nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah paling bawah berukuran paling besar, yang ditengah tanggung dan yang di atas paling kecil. Tiga tampah ini diikat kawat dengan jarak sekitar 15 cm. dan diberi gantungan untuk mengikatkannya di tiang pancang, hingga tampah paling atas hanya masuk ke dalam air sebatas 10 sd. 20 cm. Pakan hanya ditaruh pada tampah bagian atas. Tetapi karena lele itu akan makan secara berebutan, maka pakan akan berhamburan dan jatuh pada tampah kedua. Di sini pun pakan diperebutkan dan kembali berhamburan. Tetapi karena pakan di tampah kedua hanya merupakan ceceran dari tampah diatasnya, maka yang jatuh ke tampah ketiga pun volumenya terbatas.

Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per kg. (kering). Harga ampas tahu sekitar Rp 150,- (basah). Harga ayam mati Rp 1.000,- per ekor bobot 1,5 kg. kotor atau 0,75 kg.daging. Menir atau jagung giling Rp 1.500,- per kg. Tepung tapioka Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp 50,- per kg. ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20%, ayam 35% dan tepung tapioka 5%, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg adalah Rp 10.900,- atau per kg. basah Rp 1.140,- Biaya produksi (tenaga kerja + bahan bakar) sekitar Rp 200,- per kg. Hingga total nilai pakan Rp 1.340,- bobot basah atau bobot kering Rp 2 000,- Dengan asumsi harga pakan pabrik Rp 2.500,- per kg, maka harga pakan ramuan sendiri ini lebih murah Rp 500,- per kg. Harga lele di tingkat peternak, saat ini Rp 5.500,- dari harga tersebut, peternak mengambil marjin sekitar 20%, hingga harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga pokok tersebut, sekitar 70% atau Rp 3.080,- merupakan nilai pakan. Harga ini menggunakan patokan perhitungan pakan pabrik dengan bobot 1,232 kg. Apabila menggunakan pakan ramuan sendiri dengan nilai Rp 2.000,-per kg, maka nilai pakan itu hanya Rp 2.464,- Berarti, dari tiap kg. ikan lele yang diproduksi menggunakan pakan ramuan sendiri, peternak memperloleh tambahan marjin Rp 616,- Dengan volume pembesaran lele 10 ton dalam jangka waktu 3 bulan, maka marjin tambahan yang bisa diperoleh peternak dari penggunaan pakan tambahan adalah Rp 6.160.000,-

Perhitungan ramuan pakan dengan konversinya pasti akan sangat bervariasi, tergantung lokasi peternakan dan kejelian peternak untuk memperolehbahan pakan yang berkualitas sama baik tetapi dengan harga yang jauh lebih murah. Kelebihan penggunaan pakan buatan sendiri adalah, peternak bisa mengatur komposisi protein hewani maupun nabatinya, sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada. Peternak juga bisa mempertinggi prosentase protein hewaninya agar pertumbuhan lele bisa dipercepat, namun tanpa terlalu besar menambah beban biaya pakan akibat pembengkakan nilai protein hewani terebut. Ini semua memerlukan kejelian yang luarbiasa, hingga keong sawah atau darat, kepompong ulat sutera dan cacing tanah misalnya, akan mampu memperbesar marjin. Pemeliharaan cacing tanah, paling tinggi hanya boleh menghabiskan biaya produksi Rp 2.000 per kg. Ini dimungkinkan sebab komponen pakan cacing adalah limbah organik. Meskipun nilai gizi cacing tanah terlalu tinggi untuk dimanfaatkan bagi pembesaran lele. Cacing tanah lebih cocok untuk pakan pembesaran ikan yang nilai ekonomisnya juga lebih tinggi dari lele.

PAKAN 2

Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, jika menggunakan pakan pellet menghabiskan pakan 1 ton, sedangkan apabila menggunakan pakan organik hanya membutuhkan 2.300 liter. Sementara bobot dalam 1 kilogram ikan lele yang diberi pakan pelet berjumlah antara 8 hingga 9 ekor, sedangkan yang diberi pakan organik 7 hingga 8 ekor. Saat ini harga ikan lele di pasaran mencapai 14.000 rupiah per kilogram.
Untuk menghasilkan pakan lele organik ini, peternak hanya mengumpulkan limbah kotoran sapi ke dalam bak yang dicampur air beserta enzim bakteri silanace untuk mempercepat proses penguraian kotoran sapi. Selang lima hari kemudian, dengan proses aerasi, kotoran sapi yang telah berbentuk cairan siap diberikan ke ikan lele dengan cara disiramkan.

PAKAN 3
Cara Aplikasi yang kami berikan adalah sebagai berikut dibawah ini :
Lahan di Pupuk NPK Organik , Dosis 600 KG – 1.000 KG / HA. Kemudian didiamkan selama 10 hari agar tercipta ZOOPLANKTON dan PHYTOPLANKTON, dan hari ke-11 bibit ikan baru dimasukan. Pemberian PAKAN baru dilakukan setelah kira – kira ZOOPLANKTON dan PHYTOPLANKTON berkurang atau habis.
Cara membuat pakan ikan buatan ( Per 110 KG ) :
bahan – bahan :
katul : 100 kg ( harga rp. 1.500/kg )
tepung gaplek : 10 kg ( harga rp. 1.500/kg )
garam kasar : 2 kg ( harga rp. 1.000/kg )
tesaki cair : 4 botol/0,5 liter ( suplemen organik ) – ( harga rp. 30.000/botol )
Garam Kasar/Grosok dihaluskan kemudian dicampur RATA dengan KATUL dan TEPUNG GAPLEK, setelah itu dikukus sampai warna coklat tua. 3 Botol TESAKI CAIR dicampur dan diaduk RATA dengan 50 liter Air matang / Air isi ulang. Hasil KUKUSAN dicampurkan merata dengan TESAKI + AIR, setelah itu dimasukan mesin pellet atau Gilingan Daging kemudian dikeringkan ( Dijemur atau di Oven pakai Oven Kue ).

PAKAN 4
Tanaman yang bisa untuk Pakan Ternak sekaligus Kesuburan Tanah (contoh di Madura):
1. Rumput gajah rakus unsur hara
2. Jagung
3. Kleresede
4. Kacang-kacangan
5. Kaliandra
6. Ketela rakus unsur hara
7. Lamtoro gung
Pengolahan Pakan Ternak:
I.Hay
Mengeringkan hijauan/tanaman Cara alami (dengan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering Kandungan air 12-20% ? tidak tumbuh jamur. Tujuan: penyediaan hijauan untuk pakan ternak pada saat kritis & saat ternak diangkut jarak jauh Dapat diperjualbelikan Kualitas hijauan akan menurun apabila tertimpa hujan Pengeringan terlalu lama mengakibatkan kehilangan nutrisi & mudah tumbuh jamur
Syarat tanaman yang dibuat Hay:
1. Bertekstur halus
2. Dipanen pada awal musim berbunga
3. Dipanen dari area yang subur
Pengawet:
1.Garam dapur 1-2%:
mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air mengontrol aktivitas mikroba menekan pertumbuhan jamur
2.Amonia cair
mencegah timbulnya panas meningkatkan kecernaan hijauan memberikan tambahan Nitrogen
Kriteria Hay yang baik:
1.berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan
2.daun yang rusak tidak banyak
3.bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas
4.tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.

II.Silase
Hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar melalui proses fermentasi Kandungan air: 60-70% Tujuan: pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun, atau untuk mengatasi kekurangan pakan di musim paceklik dalam silo Silo: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik, drum bekas, dsb. Pencacahan: memutus/menghentikan proses respirasi/pernafasan pada tanaman agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik dimana aktivitas air dalam tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba
Prinsip pembuatan Silase:
1. Keadaan hampa udara ? pemadatan hijauan yang telah dicacah dengan cara ditekan atau diinjak-injak
2. Terbentuk suasana asam saat penyimpanan ? penambahan bahan pengawet: garam, gula, dedak, bakteri
3. Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran & harus tertutup rapat yang diberi pemberat
Jenis hijauan yang dapat dibuat Silase: rumput, sorghum, jagung, biji-bijian kecil
Kriteria Silase yang baik:
1.pH sekitar 4 (asam)
2.Bau segar atau bukan berbau busuk
3.Warna hijau masih jelas
4.Tidak berlendir
5.Tidak berbau mentega tengik.

III. Amoniasi atau Urease
Melepaskan serat kasar dari hijauan agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak
Kandungan gizi:
Jerami: protein 3-5%, kecernaan 25-45%, kadar vitamin & mineral rendah (jangan diberikan pada ternak perah atau yang sedang menyusui)
Rumput gajah: protein 12-14%
Keuntungan Amoniasi:
1.Kecernaan meningkat
2.Protein jerami meningkat
3.Menghambat pertumbuhan jamur
4.Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami
Pemberian Urea 3% dari berat jerami atau air kencing secara berlapis lalu dipadatkan
Kriteria Amoniasi yang baik:
1.Berwarna kecoklat-coklatan
2.Kering
3.Jerami padi hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya.

PAKAN 6

1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)

PAKAN 7
Cara membuat pakan ikan lele
Tepung teri
Tepung udang
Tepung darah.
Tepung ikan
Tepung kedelai
Tepung jagung tepung singkong
Minyak ikan.
Tepung kanji
Bila di tempat anda sulit mencari bahan2 di atas, anda bisa membuatnya dengan 3bahan yg ada di atas. Misal : TEPUNG IKAN, MINYAK IKAN DAN JAGUNG GILING. bisa juga di tambah tepung kanji agar bahan bisa merekat. Kenapa minyak ikan harus ada? Karena minyak ikan adalah salah satu penambah nafsu makan. kadang ikan tak mau makan pelet buatan sendiri karena tidak di campur dengan minyak ikan. jadi minyak ikan bisa dikatakan bahan utama dlm pembuatan pelet sendiri. Campur ketiga bahan tersebut sampai merata lalu tuangkan air hinga menjadi seperti pasta. dan ingat! usahakan dlm pembuatan pelet sebaiknya jangan terlalu encer. kemudian anda masukan kemesin cetak, klo tidak punya mesin bisa anda buat seperti cacing dengan tangan anda sendiri lalu potong pendek-pendek. setelah itu bisa anda keringkan. bila pelet / pakan ikan sudah kering atau sudah siap untuk di jadikan makanan ikan lele, taburkan secukupnya pada pagi dan sore hari.

PAKAN 8
Tapi ada cara lain untuk budidaya ikan lele yang lebih hemat biaya, yaitu dengan menggunakan “ kotoran Sapi “ sebagai pakan. Cara ini ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele dan rasanya pun lebih gurih daripada ikan lele yang diberi pakan sentrat. Cara ini sangat populer di daerah Banyuwangi Jawa Timur. Dengan memberi pakan ikan lele secara Organik maka seakan lele hidup di alam bebas, dimana hidupnya dari makan bahan2 organik.
Hasil panen dari Budidaya ikan lele Organik dengan ikan lele non organik sangatlah berbeda. Ikan lele organic hasilnya bisa lebih panjang 20 – 35 cm. Warnanya juga berbeda, ikan lele organic biasanya warnanya agak kemerah-merahan terutama di bagian sirip dan insang. Sedangkan ikan lele non organic warnanya agak kehitam-hitaman.
Benih tersebut dipisahkan di kolam berikutnya selama dua minggu hingga benih berdiameter 10 milimeter. Dua minggu berikutnya, lele diseleksi untuk yang berukuran 20 milimeter. Sejak benih lele berdiameter 10 milimeter itu, kolam yang berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik dari kotoran sapi hingga setinggi 20 centimeter.

PAKAN 9
Pengolahan limbah pertanian, termasuk limbah cair industri pengolahan banyak dikembangkan menggunakan proses fermentasi metan yang menghasilkan energi berupa gas metan. Belakangan ini telah dikembangkan kombinasi fermentasi metan dengan fermentasi hidrogen yang disebut perlakuan dua tahap (two-step treatment). Yakni perlakuan fermentasi hidrogen yang dilanjutkan dengan fermentasi metan. Satu kelompok 5 orang ilmuwan Jepang belum lama ini mencoba penggunaan campuran kotoran ternak (sapi) dengan limbah organik lainnya untuk perlakuan fermentasi satu dan dua tahap. Temuan-temuan mereka membuka peluang dan manfaat baru dalam kegiatan penanganan limbah organik. Kelompok ilmuwan tersebut, Hiroshi Yokoyama dkk dari tim riset daur ulang limbah dan tim riset pengendalian polusi pada Lembaga Nasional Ilmu Peternakan dan Lahan Rumput Badan Nasional Riset Pertanian dan Pangan Jepang menggunakan kotoran sapi sebagai campuran limbah organik lain karena kotoran hewan biasanya mengandung bakteri penghasil hidrogen. Sehingga pada fermentasi hidrogen tidak perlu menambahkan benih bakteri tersebut pada substrat yang akan difermentasi. Limbah organik yang digunakan sebagai substrat fermentasi secara bersama atau terpisah sangat beragam meliputi sisa-sisa makanan dari bahan serealia, daging, ikan, susu, kembang gula, telur, selai, sayuran dst. Pada fermentasi dua tahap, mereka menggunakan campuran kotoran sapi dengan makanan anjing sebagai substrat. Fermentasi tahap pertama berlangsung secara anaerobik selama 4 hari pada suhu 60oC. Dilanjutkan dengan tahap kedua dengan perlakuan penyesuaian pH menjadi 7,0-7,5 menggunakan larutan NaOH, dicampur dengan lumpur metanogenik dan ditambahi air, lalu dibiarkan selama 10 hari pada suhu 37oC.
1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)

Read More..
Template by : kendhin x-template.blogspot.com